Jumat, 03 Juli 2015

Aku dan Profesiku

Untukmu, seseorang yang mungkin akan menjadi teman hidupku.
Aku harap kau memahami bahwa aku adalah aku.
Layaknya seorang perempuan memang berada di rumah. 
Menjaga dirinya, martabatnya, hartanya, dan keturunannya.
Aku perempuan yang sadar betul akan hal itu.
Tapi aku ...
Aku tak bisa menjanjikan bahwa diriku akan terus berada di rumah dan sepenuhnya menjadi istrimu dan ibu dari anak-anak kita.
Mengabdi dengan sepenuh hati dan sepenuh waktu untukmu, siapa yang tak ingin?
Aku sangat ingin. 
Menghabiskan waktuku melihat anak-anak tumbuh dan berkembang dalam genggamanku, tanpa melewatkan satu pun momen kehidupan mereka.
Tapi, kelak aku akan disumpah untuk menjalankan profesiku.
Sebuah profesi mulia yang diharapkan bisa membantu masyarakat.
Bukan uang yang kucari.
Aku yakin, tanpa aku bekerja, Allah akan memberikan rezeki itu melalui dirimu.
Aku hanya ingin bermanfaat untuk orang banyak.
Tak kuingkari, aku pun ingin lebih bermanfaat untukmu dan keturunan kita kelak.
Istri paruh waktu? Mungkinkah?
Entah aku tak tahu.
Aku hanya berharap kau memahami profesiku kelak, aku mohon jangan cegah aku untuk memberikan pertolongan ke pasien yang membutuhkan bantuanku.
Dan jangan halangi aku untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan lebih tinggi. Karena sejatinya aku harus belajar seumur hidup.
Kau tak perlu khawatir, aku pun akan tetap berusaha melakukan segala yang aku bisa demi kebaikan bersama. 
Mungkin itu akan melelahkan. Tapi aku harap kau selalu disisiku.
Memahami dan mendukungku sepenuhnya.
Menyuntikkan semangat dan kekuatan baru ketika aku terjatuh.
Aku janji akan berusaha memberikan yang terbaik dari diriku.


Warmest regards,
Bahira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar