Rabu, 31 Desember 2014

Apa yang kau mau?

Rintik hujan sore itu setia menemani Naya yang belajar hingga malam.
Layaknya orang belajar, pastilah Naya dilanda kebosanan di tengah keseriusannya membaca.

Naya, seorang mahasiswi kedokteran semester III di Universitas Brawijaya Malang, mulai membuka jendela lain dari laptopnya.
Sedari sore Naya membuka beberapa window, satu di antaranya adalah browser yang selalu ia gunakan ketika ia dirundung kebosanan.
Dengan lihai Naya mengetik "Facebook" dan menekan "Ctrl+enter". Seketika terbukalah halaman beranda facebooknya. Naya mulai berselancar melihat gambar-gambar unik dari Page kesukaannya.
Ia melihat dan menyimpan satu persatu gambar "DIY Ideas" yang menarik hatinya. Tak terasa ia menghabiskan waktunya hingga pukul 22.00 WIB untuk menghibur hatinya yang sedang dirundung kegundahan.

Pikirannya berkecamuk, di satu sisi Naya merasa bosan dengan rutinitasnya sebagai mahasiswa FK yang selalu dituntut untuk belajar, dan di sisi lain, Naya memang harus belajar karena ujian sudah dekat.
Seringkali ia berpikir "dunia kedokteran tak cocok denganku".
Seketika itu pula ada jawaban "Lalu apa yang kau mau?"

Naya sangat menyukai matematika dan tak banyak ia temukan di kedokteran, memang awal mula ia masuk ke dunia kedokteran bukan murni keinginannya. Ia hanya tak ingin mengecewakan orang tuanya yang memang mengharapkannya menjadi seorang dokter. Naya mudah  sekali panik dalam kadaan emergency, Naya juga sangat tak tega melihat orang-orang sakit terutama dengan berdarah-darah. Itulah alasan mengapa ia takut untuk menjadi dokter.

Selain matematika, Naya juga sangat senang membuat kerajinan tangan. Ia senang dan sangat telaten membuat sesuatu yang bermanfaat dengan tangannya. Salah satu yang membuat ia lebih bersemangat dalam hal ini yaitu ketika keluarga besarnya memuji seserahan pengantin yang memang dibuat oleh Naya tanpa sepengetahuan mereka, Naya berpikir bahwa pujian itu benar-benar objektif. Kala itu, kakak Naya akan menikah dan Naya lah yang mendapat tugas dari ibunya untuk menghias seserahan pernikahan kakaknya.
***

"Ini bukan passion-ku!" Teriakan itu terdengar kembali semakin keras dan semakin kencang dalam tubuh Naya.
"Sebenarnya kamu kenapa? Jika ini bukan passion-mu, lalu apa?" Tiba-tiba ada suara membalas perkataan Naya
N : Aku... aku ngga mau jadi dokter, aku suka seni !
S : hei.. apa kamu lupa bahwa mengobati pasien itu seni? Setiap pasien butuh perlakuan berbeda..
N : tapi aku lebih suka menggunting, menjahit, dan membuat suatu yang bermanfaat.. aku tak suka belajar hanya duduk melihat buku.
S : kamu benar suka menjahit?
N : ya.. aku sangat suka
S : kalau begitu, sekarang kamu hanya perlu lebih rajin belajar :)
N : apaan coba.. orang lagi males belajar ginian juga (dengan nada marah dan kecewa Naya menimpali omongan suara itu)
S : percayalah :) kamu hanya perlu lebih giat belajar agar nantinya kamu bisa jadi dokter bedah.. kamu bisa menjahit luka pasien-pasienmu dan kamu akan lebih bahagia ketika melihat pasienmu dan keluarga mereka kembali tersenyum riang :)
Naya pun hanya bisa tertegun ... mencerna kembali kata demi kata dari suara yang tak asing ia dengar, suara dari percakapan ego dan nuraninya.
***

Jumat, 18 Juli 2014

Tuhanmu telah berkata

17 Juli 2014

Assalamu'alaikum wr wb
Apa kabar saudaraku?

Hari ini, aku mendapat beberapa pelajaran yang sangat berharga.
Cerita ini dimulai ketika beberapa hari yang lalu aku merasakan gejala-gejala menstruasi hingga pagi ini.
Aku menunggu dan menduga-duga, kapan tamu bulananku ini akan tiba.
setelah sekitar 4 hari menunggu, dan dia tak kunjung datang, bahkan pagi ini setelah bangun tidur gejalanya tak ku rasakan ada, aku berpikir mungkin dia tak jadi mengunjungiku.
"wah..kayaknya dia nggak jadi dateng deh, yaudah lah.. alhamdulillah, puasaku ga pake bolong" batinku sebelum aku masuk kamar mandi.
Hari ini memang masih dalam lingkup Ramadhan 10 hari kedua sehingga aku berharap dapat menuntaskannya tanpa ada puasa yang terlewat.

Aku pun segera menuju kamar mandi karena tak tahan lagi menahan air seni semenjak sholat shubuh, yang sengaja tak ku keluarkan karena dinginnya air Malang.
Cuaca Malang akhir-akhir ini memang sedang dingin-dinginnya, di malam hari, bisa menjapai 17-18 derajat celsius, dan suhu airnya pun lebih dingin dari itu.
Aku tak ingin menggigil kedinginan setelah menyentuh air-air itu.

Aku mengeluarkan air seniku dengan memejamkan mata yang masih terkantuk-kantuk ini, aku memaksa diri untuk bangun karena sudah ada pekerjaan yang menunggu untuk dijalankan.
Setelah selesai, barulah aku menyadari, tamu yang baru saja aku bicarakan tadi telah datang, dan ini berarti puasaku BATAL.

Mandi telah kulakukan, aku pun segera masuk kamar dengan sedikit berlari karena tak ingin tulangku tertusuk oleh dinginnya udara pagi ini.
Kuambil gelas, kuisi dengan air. Aku hanya mengambil sedikit air, setengah gelas pun tak sampai, aku berniat hanya agar batalnya puasaku ini semakin mantap.

Setelah siap, aku bergegas menuju kampus, disana aku mulai mengeluarkan laptop dan mulai bekerja.
Aku tak banyak bergerak, hanya duduk di depan laptop, berpikir keras dalam menyelesaikan KTI yang aku buat dengan teman-temanku, tapi sayangnya hari itu aku sendirian karena 2 temanku sedang mengikuti Semester Pendek.

Dalam dudukku, aku merasakan dismenore (nyeri datang bulan) yang hilang timbul.
Semakin lama aku semakin lemas. Dan aku memutuskan untuk pulang saja.
Namun, terlebih dulu aku harus bertemu dengan Elsa untuk membayar iuran regio PENMAS.
Aku menghubungi Elsa, dia di lantai 3 sedangkan aku di lantai 1.
Karena aku sudah cukup lemas, akhirnya aku memutuskan untuk menunggu Elsa sambil melanjutkan pekerjaanku.
Sudah beberapa waktu aku menunggu, tapi Elsa tak kunjung turun. Akhirnya aku bergegas mengemas barang-barangku dan memutuskan untuk naik ke lantai 3.

Aku yang biasanya bersemangat naik tangga sampai ke lantai 6, kali ini tak punya gairah.
AKu pun memilih menaiki lift.
Di kampusku, untuk membiasakan orang aktif bergerak, lift memang di-set hanya dapat digunakan untuk ke lantai 4 dan atasnya, sehingga jika seseorang ingin naik ke lantai 2 atau 3 dia harus menaiki tangga.
Aku memutuskan untuk terlebih dulu naik ke lantai 4 menggunakan lift, lalu aku turun 1 lantai menggunakan tangga.

Aku pun segera menemui Elsa dan membayar  iuranku.
Tak sampai 1 menit, aku melihat teman-teman yang kebetulan cukup akrab berdatangan.
Hal ini mengurungkan niatku untuk segera pulang. Aku memutuskan untuk bercakap-cakap sebentar dengan mereka.
Kami membicarakan hasil nilai ujian yang tak kunjung keluar.
Salah satu dari kami berkata, bahwa pihak akademik menyatakan bahwa nilai Life Cycle ada di Bu Safrina (Dosen Anatomi)
Hari ini akademik menjanjikan akan ada 2 nilai yang diumumkan, nilai Dasar Komunikasi dan Life Cycle, namun keduanya tak kunjung ada.
Satu per satu dari kami mulai pamit. Tinggallah aku, Elsa, dan Bella.
Kami berencana ingin menemui akademik dan Bu Safrina.
Kami tak kunjung beranjak hingga seekor Periplaneta americana (Kecoa) muncul di depan kami dan Elsa benar-benar ketakutan.
Akhirnya kami memutuskan untuk ke akademik (Lantai 6).
Karena dari lantai 3 lift tak dapat digunakan, maka kami menaiki tangga ke lantai 4, dan menaiki lift menuju lantai 6.
Namun, disana kami tak dapat menemui Pak Hasan, yang biasanya berurusan dengan kami akan masalah nilai.

Kami pun turun ke lantai 1  tetap dengan lift. Kami segera menuju ke Laboratorium Anatomi.
Disana kami dapati tulisan yang menunjukkan bahwa Bu Safrina sedang tak ada di ruangannya.
Kami bertiga bingung. Kami hanya berdiri di depan ruang anatomi dan melanjutkan perbincangan.
Hingga akhirnya aku memutuskan ingin pulang karena aku merasa tubuhku semakin lemah.
Hampir saja aku melangkahkan kakiku, namun pandangan mata yang berkunang-kunang ini mengurungkannya.
Aku berpegangan, dan seketika 2 temanku, Elsa dan Bella menjadi panik.
Karena tahu aku sedang tak berpuasa, mereka menawariku untuk makan. Tapi karena ini adalah bulan Ramadhan, pastinya banyak warung yang tutup.
Jika buka pun, tempatnya tidak sedekat yang kami harapkan. Elsa tak dapat mengendarai motor, entah Bella, aku tak mengetahuinya, yang aku tahu, Bella selalu diantar jemput dengan mobil.
Akhirnya aku memutuskan untuk duduk sejenak di depan ruang anatomi hingga kunang-kunang itu hilang. Tapi dismenorku tak kunjung reda, bahkan semakin sakit.
Aku tak pernah merasakah yang seperti ini sebelumnya. Sepertinya aku memang butuh asupan makan dan minum untuk mengkompensasi hilangnya banyak darah dari tubuhku di hari pertama menstruasi.
Elsa dan Bella pun menawarkan untuk makan, tapi kami tak tahu bagaimana caranya kami pergi kesana bertiga sedang aku tak kuat berjalan jauh.
Elsa yang anggota muda LAKESMA (Lembaga Kesehatan Mahasiswa) memutuskan untuk membawaku ke ruang PHC (Public Health Care) -kalau aku tidak salah singkatan hehe-
Disana ada seorang kakak yang berjaga, aku pun diberi paracetamol untuk meredakan nyerinya. Sayangnya, air di PHC sedang habis, akhirnya Elsa dengan tanggap berlari ke SENTRUM (semacam koperasi).
Dia membelikan 2 gelas air mineral dan 2 buah makanan ringan.
Segera aku meminumnya dan menghabiskan 1 gelas penuh air.
Aku merasa lebih baik. Setelah beberapa menit beristirahat di PHC, kami pun memutuskan untuk mencari tempat istirahat lain karena merasa segan dengan kakak yang berjaga tadi
Kami memutuskan untuk kembali ke GPP sambil menunggu nyeriku hilang.
Sebelum sampai lobby, aku yang masih sedikit lemas mengajak untuk duduk di kantin saja karena aku tak ingin bejalan lebih jauh.
Setelah cukup lama, jemputan Bella dan Elsa pun datang. Kami saling berpamitan, dan kebetulan kondisiku mulai membaik.
Aku pun segera pulang dan menyadari bahwa Hukum Allah sangatlah sempurna.
Allah telah mengatur untuk tidak memperbolehkan orang yang sedang datang bulan untuk berpuasa.
Benar saja, aku telah membuktikannya sendiri.
Ketika datang bulan, tubuh mengeluarkan banyak darah yang juga mengandung nutrien.
Hal ini dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan dan nutrien jika tak ada asupan makan dan minum, terang saja , Allah sangatlah Bijak, melarang wnaita-wanita yang sedang haid untuk berpuasa.

2 pelajaran yang dapat dipetik hari ini.
Yang pertama, sesuatu yang memang sudah ditakdirkan untukmu, maka dia akan datang pada waktu yang tepat, yang tak kau duga-duga.
Terkadang justru jika kita terlalu berharap kehadirannya, dia bahkan tak kunjung datang.
Namun ketika kita sudah memasrahkannya kepada Allah, dia pun datang tanpa diminta
Yang kedua dan terakhir, percayalah bahwa Islam adalah agama yang sempurna, Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut untuk disembah.
Dalam Islam, Allah telah mengatur segala macam hukum untuk keberlangsungan hidup manusia.

Sekian cerita hari ini, wassalamu'alaikum wr wb

Selasa, 29 April 2014

Perjuangan sperma dan ovum

terinspirasi dari kuliah life cycle oleh dr. Rita Rosita, M.Kes

sebenarnya, sifat-sifat perempuan dan laki-laki itu sudah menunjukkan perbedaan dari awal
sejak masa ovum dan sperma
mereka sudah menggambarkan sifat-sifat alamiah laki-laki dan perempuan yang memang berbeda

contohnya saja,
ovum dibentuk di ovarium, di situ, ibu ovarium benar-benar protektif pada anaknya.
ibu ovarium akan menyeleksi mana anaknya yang sudah siap menikah (untuk dibuahi sperma)
sekitar 15-20 ovum diseleksi, lalu mereka dilatih untuk menjadi calon ibu yang baik
diberikan sekolah tentang cara membangun rumah tangga. mereka dimatangkan..
setelah selesai, mereka diuji oleh sang ibu..
dan hanya ada 1 anak ovum yang dapat keluar dari rumah
sebelum keluar pun, anak ovum ini masih ditahan oleh ibu ovarium
ibu ovarium tidak memberikan jalan keluar untuk anak ovum..
sama seperti anak perempuan yang selalu dijaga dan dibatasi gerak geriknya
anak perempuan cenderung lebih sering tinggal di rumah.. sama seperti ovum
barulah, karena anak ovum ini sudah ingin menikah, dia mengeluarkan jurus
jurus merayu ibu ovarium dengan mengeluarkan kolagenase supaya ibunya mau melepasnya.
keluar pun dia tak sendiri, dia diiringi oleh dayang-dayang, corona radiata,
dia juga dikelilingi oleh pelindung, zona pellucida.
tak jauh berbeda perempuan tingkat sel itu dengan perempuan di tingkat organisme

anak sperma pun tak jauh berbeda dengan anak laki-laki manusia..
anak sperma, dipersiapkan oleh bapak testis
di situ ia dididik dengan tegas oleh sang bapak
dia tidak dibiarkan untuk terlalu lama di rumah bapak testis
anak sperma ini selalu didorong agar dia segera keluar,
hampir sama dengan anak laki-laki yang cenderung lebih sering keluar rumah.
bapak testis pun tidak hanya menyuruh dia keluar,
tapi bapak testis memberikan bekal, disitu bapak memberi anaknya ransel, berupa glikoprotein
tak hanya itu, bapak juga mengirim anaknya ke luar negeri, ibarat kata disekolahkan
untuk memberikan bekal kepada anaknya,
dia dikirim ke vesicula seminalis, untuk bekal pertama
kemudian ke glandula prostat untuk bekal selanjutnya
dan ke kelenjar bulbo uretra untuk bekal tambahan..
setelah sang anak siap dengan bekal-bekal itu, maka ia pun dikeluarkan untuk menemui ovum

di fase ini, kemiripan antara laki-laki dan perempuan tingkat seluler dan organisme kembali muncul
setelah keluar, ovum pun menunggu di ampula tuba fallopii, dia menunggu pangerannya datang
mirip kan dg prempuan? yang menunggu datangnya lamaran.. hehehe
di sisi yang lain secara bersamaan, para pejuang, sperma, sedang berjuang melewati vornix vagina untuk berperang
di sana sangat banyak sperma yang gugur demi menjemput ovum, hanya 1% sperma yang berhasil lewat.
setelah itu mereka melewati jalan yang berkelok-kelok di endometrium.
disana, ketika mereka terkena mucosa endometrium, bekal dari bapak testis mereka akan dilepas
setelah itu mereka benar-benar mengandalkan energi dari dirinya sendiri.
ibarat kata, awalnya mereka membawa mobil, tp di situ, mobil mereka di sita atau tidak dapat digunakan..
jadilah sang sperma berjuang dengan energi mereka sendiri untuk menemui ovum, tanpa embel-embel bekal dari sang bapak
ketika mereka sampai di ismus tuba fallopii, jelas mereka sudah amat lelah..
di situlah, ovum yang sudah dapat melihat kepala-kepala sperma mulai tebar pesona dengan mengeluarkan chemoattractan.
bangkitlah semua sperma itu, mereka segera berlari menuju ovum di ampula tuba uterina.
dan hanya 1 orang yang terbaiklah yang dapat mendapatkan ovum, dia adalah yang tercepat..
ovum yang telah dilamar oleh satu sperma akan menolak lamaran dari sperma lainnya.
mirip kan? perempuan cuma bisa punya 1 suami hehe
dan sebisa mungkin para pria, jangan hanya mengandalkan bekal (kekayaan) dari orang tua untuk mendapatkan seorang gadis..
sperma aja bisa, masa manusia ga bisa? :D

percaya sama kisah tadi? kalau nggak, baca deh textbook embryology hahaha

Allah sudah menciptakan hamba-Nya dengan sempurna.
Meskipun berbeda, tapi masing-masing punya kelebihan.
Allah menciptakan semua ini dengan begitu detail.
bahkan manusia pun ada miniaturnya..
subhanallah :)

Jumat, 28 Maret 2014

It's not about you and me, it's us

Kini, banyak sekali orang yang menikah tapi melupakan konsep "SE-KUFU"

kebanyakan orang menikah karena "CINTA"
dan menurutnya, CINTA itu tak memandang mau seperti apa orangnya.
bleh.. mereka terlalu buta rupanya. Dunia musik dan perfilman kini yang telah mengubah mindset banyak orang
hei ..
mereka berpikir terlalu SIMPLE.. tanpa pikir panjang nanti mau dibawa kemana pernikahan itu.
masa muda memang indah..
tak berpikir panjang, nantinya mau jadi apa keluarga itu.
mau dibentuk seperti apa anak-anak itu.

kebanyakan orang sekarang berpikir, yang penting cinta, selesailah semua masalah.
padahal, masalah kehidupan nggak cuma soal cinta.
menikah itu menyatukan 2 KELUARGA, bukan cuma 2 ORANG.
maka dari itu, SE-KUFU itu perlu, dan penting menurut saya, meskipun baru saya sadari beberapa waktu ini.
Dulu, saya pernah berpikir ketika sepasang insan hendak menikah dan keluarganya memberikan banyak komentar
"aalaaah, wong iki ngomong opo se, terlalu membeda-bedakan orang, lagian yang nikah kan mereka, bukan dia"
sekarang baru saya sadari bahwa hal tersebut benar dan pikiran saya dulu lah yang salah. sangat salah..

mungkin kalian berpikir "aduh ngomong apasih nih anak kecil, masih kecil juga udah bahas nikah"
silahkan berkata seperti itu, tapi yang pasti ini saya tidak sedang asal menulis. hehehe
saya melihat fenomena di sekitar saya..
meskipun ilmu saya tentang ini masih sangat dangkal, saya pun belum pernah menikah dan merasakannya, tapi saya selalu mengamati sekitar saya.
dulu guru agama saya pun pernah berkata, kalau menikah sebisa mungkin dengan orang yang se-kufu, ini sudah anjuran dari agama.
kalau orang biasanya bilang dilihat dah tuh bibit, bebet, bobotnya

Se-kufu tuh yang kayak gimana sih?
nah, intinya, se-kufu itu kalian sederajat, banyak kesamaan.
derajat ga cuma dari harta loh ya..
contoh se-kufu nih..
kalau yang satu ilmu agamanya bagus, pasangannya sebisa mungkin mengimbangi.
kalau yang satu kaya, jangan sampe pasangannya itu terlalu miskin.
kalau yang satu cantik, jangan sampe pasangannya terlalu nggak tampan.
kalau yang satu profesor, jangan sampe pasangannya itu nggak sekolah.
bukan saya mau membeda-bedakan, tapi memang seperti itu lah idealnya.
kenapa? menikah itu pada dasarnya penyesuaian. kalau perbedaannya terlalu jauh, akan lebih sulit menyesuaikan, meskipun bukan tidak mungkin.
mungkin kalau perbedaannya di dua insan yang bisa saling mentolerir sih nggak papa..
tapi kalau perbedaannya udah di tingkat keluarga? wah.. bisa bahaya
contoh nih ya..
yang satu budayanya emang keras, trus tiba-tiba nikah sama yang ga kebiasa keras.
eeeh waktu di rumah mertua yang keras jadi ga betah deh.. mau pulang ke emaknye aje..
kalau nggak gitu, si keras tinggal sama mertuanya yang super alus, lalu mereka berinteraksi, dan akhirnya sang mertua ngga suka sama si keras karena dianggap tidak sopan.
si keras juga nggak merasa, karena memang budaya di tanah asalnya yang kayak gitu itu dianggap biasa.
bahaya kan.. bisa-bisa pisah itu pasangan karena terlalu banyak ketidakcocokan. Segi budaya juga perlu dipertimbangkan loh..

contoh lain, yang satu terlalu kaya, bisa-bisa si orang ini ga bisa adaptasi sama keluarga barunya yang kaya raya.
bisa juga mertuanya menganggap sebelah mata orang ini.

menikah itu tidak se-simple dan se-bahagia yang dibayangkan yah bro..
itu suatu hal yang kompleks, karena sekali lagi, nggak cuma 2 orang yang disatuin, tapi 2 keluarga.
kalau kamu mau nikahin orang, kamu juga harus mau nikahin keluarganya.. artinya, kamu juga harus menerima kekurangan-kekurangan dari keluarga si dia
kamu harus menerima perbedaan-perbedaan itu. kamu ga bisa selamanya berpegang sama tradisimu. ada kalanya harus mengalah.

sebelum menikah, sebaiknya perlu diperhatikan, dan kalau bisa dibicarakan dan dibuatkan sebuah komitmen.
karena membangun rumah tangga itu ga mudah, gimana caranya membangun rumah tangga supaya kokoh meskipun badai menerjang, itu perlu dimatangkan.
sebelum menikah, tanyakan pada pasangan,
"tujuan menikah ini apa?"
"mau punya anak berapa?"
"mau kayak gimana nanti ngasuh anak?"
"gimana nantinya mendidik anak?"
"watak keluarga kamu kayak gimana?"
"kalau sifat aku kayak gini kira-kira bisa diterima nggak di keluarga kamu?" dan harus jg muncul pertanyaan "kalau keluarganya gini, aku bisa nerima nggak?"
dan masih banyak hal-hal kecil yang bisa menimbulkan masalah karena tidak dibicarakan sebelumnya. Ini sama dengan prinsip ta'aruf dari buku yang pernah saya baca.
pacaran bukanlah hal yang tepat digunakan untuk mengenal calon pasangan, karena, belum tentu seseorang menunjukkan sifat aslinya saat pacaran.

selain itu, kita harus memilih pasangan hidup. memilih? YA
sebagai perempuan, kita harus memilih laki-laki yang sebisa mungkin membuat kita taat sama dia. kenapa? karena hakikatnya wanita itu harus taat pada suaminya
jadi laki-laki juga gitu, cari wanita yang  nurut, mau dinasehatin.
loh kan sekarang emansipasi? ya emang emansipasi sih.. tapi kodrat perempuan itu memang harusnya nurut sama laki. banyak rumah tangga hancur karena perempuannya terlalu berkuasa
kenapa harus cari? karena nggak semua orang bisa bikin kita taat atau mau taat sama kita. istilahnya "cocok2an" klau dalam bahasa jawa

masih banyak lah ya yang peru dicocokkan.
maka dari itu, sebelum membuat komitmen untuk bersama selamanya, ada baiknya kita buat list pertanyaan.
cari yang cocok. tapi jangan terlalu rewel. artinya apa? kita harus memilah, mana yang memang masih bisa ditolerir perbedaannya.
dan kita harus pintar-pintar beradaptasi terutama dengan keluarga pasangan..
orang bilang, mertua perempuan biasanya jahat.. nggak juga. itu cuma karena mereka nggak cocok.
coba kalau dicocokkan dari awal. nggak akan ada keluhan kayak gitu..

tapi tetap ingat, Allah sudah menyiapkan jodoh untuk kita, masih disimpan dan entah kapan dipertemukan (buat yang belum nikah).
entah bertemu di dunia, ataupun di akhirat.

Kalau mau jodoh yang baik, jadilah orang yang baik :)
Sekeras apa pun usaha kita mencari yang cocok, kalau tidak diiringi dengan doa, sia-sialah semuanya.
karena semuanya Allah yang mengatur, Allah lah yang membolak-balikkan keadaan.
Jangan dekati jika kamu belum siap ^^

Selasa, 18 Maret 2014

Bintang Malamku

Basah.
Kulihat rambutmu terurai sedikit basah. Sepertinya efek terkena hujan sore menjelang malam tadi.
Kupandangi sejenak tanpa bisa berkata-kata.
Entah apa yang terjadi. Tiba-tiba saja kau datang menyapaku dari samping.
Dan seketika kau mengajakku berjalan menuju ujung jalan.
"Kata seorang bapak, di ujung sana ada tempat makan"
Kau terus berjalan dan aku mengikutimu dari belakang.

Sepertinya laki-laki ini benar-benar ingin membuktikan apakah penyebab hilangnya nafsu makanku adalah dirinya.
Benar saja, setiap aku pergi bersamanya, aku tak pernah bisa menghabiskan makananku.
Perutku terasa mual. Bukan perkara menjaga citra diri di depan orang yang kusuka.
Tapi sungguh, semua itu terjadi begitu saja.
Aku beralasan semua itu karena asam lambungku yang meningkat akibat terlambat makan, tapi kau tetap tak percaya.

Aku masih cukup tertegun antara rasa bahagia karena kedatanganmu dan ketidakmampuanku menerjemahkan pertanda Tuhan ini.
Kukira kau takkan datang. Tapi ternyata dugaanku salah besar.
Kubiarkan langkah kakiku mengikutimu, perlahan memasuki sebuah gang kecil.
Terdapat beberapa kursi dan meja kayu berjajar. Namun sudah cukup lengang.
Kau mendekat ke sebuah bilik kecil untuk bertanya sesuatu.

"Mas, nasinya habis"
Begitulah yang aku dengar tak lama setelah kau berbicara pada seorang ibu penjaga warung.

Sebentar kita berdiskusi hingga akhirnya kita pun memutuskan untuk duduk saja.
Ya hanya duduk dan berbicara di alun-alun.
Kau duduk lebih awal. Dan aku masih saja kaku berdiri.
Aku bingung.
Aku salah tingkah.
Untuk duduk saja aku sedikit melamun.

Kupandangi langit, sedikit sekali bintang-bintang.
Gelap. Mungkin karena mendung yang tak kunjung beranjak.
 Angin malam tak terlalu menyergap tulang. Tapi aku merasa kaku.
"Bagaimana ujianmu?" kau memecah keheningan.
Dan aku hanya tersenyum.
Tak banyak yang kita bicarakan, sungguh aku tidak tahu harus berkata apa.
Aku masih sedikit dingin, terbawa suasana pembicaraan kita di pesan singkat sore tadi.
"Ini, coklat, ibuku membelinya cukup banyak"
Tiba-tiba saja kau mengeluarkan cukup banyak makanan.
Coklat, kurma, dodol, kacang arab, dan banyak lagi. Semuanya adalah oleh-oleh dari ibumu.
Aku senang, ya, aku sangat senang. Yes!
Makanan selalu bisa membuatku senang.
Tak lama setelah menikmati beberapa butir kacang arab di bawah cahaya bulan yang hampir tak nampak, adzan pun memanggil kita.

"Sekarang kita sholat, nanti kita makan ya setelah ini" katamu lembut padaku
Aku sadar aku lapar, ya aku sangat lapar.
Aku mengangguk saja, kemudian mengikutimu menuju Masjid untuk sholat berjamaah

-o-o-o-o-o-

Kembali kulangkahkan kaki menuju pelataran Masjid Jami' ini.
Dari belakang aku melihatmu. Aku sudah bisa menduga itu kamu.
Aku sangat mudah menghafal postur tubuh seseorang.
Duduk di atas motor barumu. Entah bagaimana, kau tampak lebih keren dari biasanya.
"Kita makan di dekat kosmu ya"
"Kosmu?" sahutku
"Kosmu"
"Kosku?" Kita saling memberi isyarat dengan jari.
Kau mengangguk.
"Baiklah" sedikit kuberikan petunjuk kepadamu tentang tempat makan yang kurekomendasikan.
Kau pun segera melesat duluan dengan kendaraanmu.

Aku masih tidak percaya malam ini benar-benar terjadi.
Kunaiki pula motor kesayanganku yang selalu menemaniku pergi kala sedih maupun bahagia.

-o-o-o-o-o-

Tempat makan ini dihiasi cahaya lampu warna kuning.
Membuatnya tidak terlalu terang, namun cukup nyaman untuk digunakan menghabiskan waktu.
Aku memilih lantai 2 dengan udara terbuka di sekitar.
Dari sini aku dapat melihat lalu lalang kendaraan di jalanan sekaligus merasakan hembusan angin malam

Tak lama kau pun muncul. Berusaha mengageti, namun aku tak terkejut sama sekali.
Sedikit kecewa, itulah yang aku lihat dari ekspresimu.
"Lucu sekali" batinku.
Kau pun segera memposisikan dirimu, duduk berhadapan denganku.
Kali ini sudah tak sekaku yang tadi. Aku bahkan merebut menu makanan yang sedang kau baca.
Kamu pun mengalah saja.

Perutku pedih, entahlah sepertinya penyakit lambungku kambuh.
Tapi aku pun tak tahu bagaimana malam ini aku bisa bertahan hingga akhir.
Sepertinya melihat senyumanmu adalah salah satu obat antinyeri yang cukup mujarab bagiku.


Kita makan, saling memandang, dan berbagi cerita.
Menceritakan harimu, hariku, berbicara ngalor-ngidul, berdiskusi berbagai hal mulai masalah gigi hingga percintaan, permasalahan regional hingga negeri seberang.
Malam ini terasa begitu nyaman.
Beberapa kali mata kita bertatapan.
Kau tersenyum begitu manis.
Mengangkat kedua tanganmu yang mengepal seraya berkata "semangat ya"
"ah, manis sekali" batinku, itulah bagian paling kusuka malam ini.

Bahkan tanpa taburan bintang di langit pun, kau tetap bisa menyinari malamku.
Malam ini. Hanya malam ini. Momen seperti ini sangat jarang terjadi.
Kunikmati saja, raut wajahmu, lengkung senyummu, dan cerita-ceritamu.
Sesekali aku yang heboh menceritakan hal-hal yang menarik bagiku.
Sesekali aku mengernyitkan muka karena menahan sakit perutku.
Tapi semua itu tak jadi masalah.
Malam ini aku bersamamu.
Menghabiskan waktu dengan bintang malamku.
Entah bagaimana, sepertinya ini lah senyum terindahmu yang pernah kulihat.
Lebih indah dari taburan lampu yang dilihat dari pegunungan di malam hari.

Aku semakin sadar.
Aku menyukaimu.
Aku mengagumimu.
Kurasa, aku mencintaimu.
Apakah ini yang namanya kasmaran?