Jumat, 18 Juli 2014

Tuhanmu telah berkata

17 Juli 2014

Assalamu'alaikum wr wb
Apa kabar saudaraku?

Hari ini, aku mendapat beberapa pelajaran yang sangat berharga.
Cerita ini dimulai ketika beberapa hari yang lalu aku merasakan gejala-gejala menstruasi hingga pagi ini.
Aku menunggu dan menduga-duga, kapan tamu bulananku ini akan tiba.
setelah sekitar 4 hari menunggu, dan dia tak kunjung datang, bahkan pagi ini setelah bangun tidur gejalanya tak ku rasakan ada, aku berpikir mungkin dia tak jadi mengunjungiku.
"wah..kayaknya dia nggak jadi dateng deh, yaudah lah.. alhamdulillah, puasaku ga pake bolong" batinku sebelum aku masuk kamar mandi.
Hari ini memang masih dalam lingkup Ramadhan 10 hari kedua sehingga aku berharap dapat menuntaskannya tanpa ada puasa yang terlewat.

Aku pun segera menuju kamar mandi karena tak tahan lagi menahan air seni semenjak sholat shubuh, yang sengaja tak ku keluarkan karena dinginnya air Malang.
Cuaca Malang akhir-akhir ini memang sedang dingin-dinginnya, di malam hari, bisa menjapai 17-18 derajat celsius, dan suhu airnya pun lebih dingin dari itu.
Aku tak ingin menggigil kedinginan setelah menyentuh air-air itu.

Aku mengeluarkan air seniku dengan memejamkan mata yang masih terkantuk-kantuk ini, aku memaksa diri untuk bangun karena sudah ada pekerjaan yang menunggu untuk dijalankan.
Setelah selesai, barulah aku menyadari, tamu yang baru saja aku bicarakan tadi telah datang, dan ini berarti puasaku BATAL.

Mandi telah kulakukan, aku pun segera masuk kamar dengan sedikit berlari karena tak ingin tulangku tertusuk oleh dinginnya udara pagi ini.
Kuambil gelas, kuisi dengan air. Aku hanya mengambil sedikit air, setengah gelas pun tak sampai, aku berniat hanya agar batalnya puasaku ini semakin mantap.

Setelah siap, aku bergegas menuju kampus, disana aku mulai mengeluarkan laptop dan mulai bekerja.
Aku tak banyak bergerak, hanya duduk di depan laptop, berpikir keras dalam menyelesaikan KTI yang aku buat dengan teman-temanku, tapi sayangnya hari itu aku sendirian karena 2 temanku sedang mengikuti Semester Pendek.

Dalam dudukku, aku merasakan dismenore (nyeri datang bulan) yang hilang timbul.
Semakin lama aku semakin lemas. Dan aku memutuskan untuk pulang saja.
Namun, terlebih dulu aku harus bertemu dengan Elsa untuk membayar iuran regio PENMAS.
Aku menghubungi Elsa, dia di lantai 3 sedangkan aku di lantai 1.
Karena aku sudah cukup lemas, akhirnya aku memutuskan untuk menunggu Elsa sambil melanjutkan pekerjaanku.
Sudah beberapa waktu aku menunggu, tapi Elsa tak kunjung turun. Akhirnya aku bergegas mengemas barang-barangku dan memutuskan untuk naik ke lantai 3.

Aku yang biasanya bersemangat naik tangga sampai ke lantai 6, kali ini tak punya gairah.
AKu pun memilih menaiki lift.
Di kampusku, untuk membiasakan orang aktif bergerak, lift memang di-set hanya dapat digunakan untuk ke lantai 4 dan atasnya, sehingga jika seseorang ingin naik ke lantai 2 atau 3 dia harus menaiki tangga.
Aku memutuskan untuk terlebih dulu naik ke lantai 4 menggunakan lift, lalu aku turun 1 lantai menggunakan tangga.

Aku pun segera menemui Elsa dan membayar  iuranku.
Tak sampai 1 menit, aku melihat teman-teman yang kebetulan cukup akrab berdatangan.
Hal ini mengurungkan niatku untuk segera pulang. Aku memutuskan untuk bercakap-cakap sebentar dengan mereka.
Kami membicarakan hasil nilai ujian yang tak kunjung keluar.
Salah satu dari kami berkata, bahwa pihak akademik menyatakan bahwa nilai Life Cycle ada di Bu Safrina (Dosen Anatomi)
Hari ini akademik menjanjikan akan ada 2 nilai yang diumumkan, nilai Dasar Komunikasi dan Life Cycle, namun keduanya tak kunjung ada.
Satu per satu dari kami mulai pamit. Tinggallah aku, Elsa, dan Bella.
Kami berencana ingin menemui akademik dan Bu Safrina.
Kami tak kunjung beranjak hingga seekor Periplaneta americana (Kecoa) muncul di depan kami dan Elsa benar-benar ketakutan.
Akhirnya kami memutuskan untuk ke akademik (Lantai 6).
Karena dari lantai 3 lift tak dapat digunakan, maka kami menaiki tangga ke lantai 4, dan menaiki lift menuju lantai 6.
Namun, disana kami tak dapat menemui Pak Hasan, yang biasanya berurusan dengan kami akan masalah nilai.

Kami pun turun ke lantai 1  tetap dengan lift. Kami segera menuju ke Laboratorium Anatomi.
Disana kami dapati tulisan yang menunjukkan bahwa Bu Safrina sedang tak ada di ruangannya.
Kami bertiga bingung. Kami hanya berdiri di depan ruang anatomi dan melanjutkan perbincangan.
Hingga akhirnya aku memutuskan ingin pulang karena aku merasa tubuhku semakin lemah.
Hampir saja aku melangkahkan kakiku, namun pandangan mata yang berkunang-kunang ini mengurungkannya.
Aku berpegangan, dan seketika 2 temanku, Elsa dan Bella menjadi panik.
Karena tahu aku sedang tak berpuasa, mereka menawariku untuk makan. Tapi karena ini adalah bulan Ramadhan, pastinya banyak warung yang tutup.
Jika buka pun, tempatnya tidak sedekat yang kami harapkan. Elsa tak dapat mengendarai motor, entah Bella, aku tak mengetahuinya, yang aku tahu, Bella selalu diantar jemput dengan mobil.
Akhirnya aku memutuskan untuk duduk sejenak di depan ruang anatomi hingga kunang-kunang itu hilang. Tapi dismenorku tak kunjung reda, bahkan semakin sakit.
Aku tak pernah merasakah yang seperti ini sebelumnya. Sepertinya aku memang butuh asupan makan dan minum untuk mengkompensasi hilangnya banyak darah dari tubuhku di hari pertama menstruasi.
Elsa dan Bella pun menawarkan untuk makan, tapi kami tak tahu bagaimana caranya kami pergi kesana bertiga sedang aku tak kuat berjalan jauh.
Elsa yang anggota muda LAKESMA (Lembaga Kesehatan Mahasiswa) memutuskan untuk membawaku ke ruang PHC (Public Health Care) -kalau aku tidak salah singkatan hehe-
Disana ada seorang kakak yang berjaga, aku pun diberi paracetamol untuk meredakan nyerinya. Sayangnya, air di PHC sedang habis, akhirnya Elsa dengan tanggap berlari ke SENTRUM (semacam koperasi).
Dia membelikan 2 gelas air mineral dan 2 buah makanan ringan.
Segera aku meminumnya dan menghabiskan 1 gelas penuh air.
Aku merasa lebih baik. Setelah beberapa menit beristirahat di PHC, kami pun memutuskan untuk mencari tempat istirahat lain karena merasa segan dengan kakak yang berjaga tadi
Kami memutuskan untuk kembali ke GPP sambil menunggu nyeriku hilang.
Sebelum sampai lobby, aku yang masih sedikit lemas mengajak untuk duduk di kantin saja karena aku tak ingin bejalan lebih jauh.
Setelah cukup lama, jemputan Bella dan Elsa pun datang. Kami saling berpamitan, dan kebetulan kondisiku mulai membaik.
Aku pun segera pulang dan menyadari bahwa Hukum Allah sangatlah sempurna.
Allah telah mengatur untuk tidak memperbolehkan orang yang sedang datang bulan untuk berpuasa.
Benar saja, aku telah membuktikannya sendiri.
Ketika datang bulan, tubuh mengeluarkan banyak darah yang juga mengandung nutrien.
Hal ini dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan dan nutrien jika tak ada asupan makan dan minum, terang saja , Allah sangatlah Bijak, melarang wnaita-wanita yang sedang haid untuk berpuasa.

2 pelajaran yang dapat dipetik hari ini.
Yang pertama, sesuatu yang memang sudah ditakdirkan untukmu, maka dia akan datang pada waktu yang tepat, yang tak kau duga-duga.
Terkadang justru jika kita terlalu berharap kehadirannya, dia bahkan tak kunjung datang.
Namun ketika kita sudah memasrahkannya kepada Allah, dia pun datang tanpa diminta
Yang kedua dan terakhir, percayalah bahwa Islam adalah agama yang sempurna, Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut untuk disembah.
Dalam Islam, Allah telah mengatur segala macam hukum untuk keberlangsungan hidup manusia.

Sekian cerita hari ini, wassalamu'alaikum wr wb