Jumat, 09 Oktober 2015

Seminggu untuk Selamanya

"Diberitahukan kepada penumpang pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 0706 tujuan Surabaya, karena alasan operasional penerbangan  ditunda hingga pukul 15.30 waktu setempat. Mohon maaf atas keterlambatan ini"

Aku tergeletak lemas karena kurasa kurang istirahat dan telah menunggu dari pukul 09.15 WITA smpai 13.35 WITA di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Lelah memang, tapi tidak terasa karena masih sangat melekat euforia yang terjadi dini hari tadi.

●●●

"Peringkat tiga, setara perunggu untuk PKMP kelas 6, diraih oleh....."

"Allahummasholli 'ala sayyidina Muhammad, Ya Allah hamba mohon Ya Allah kabulkan doa hamba dan teman-teman hamba kali ini, Allahummasholli 'ala sayyidina Muhammad" mata yang telah memanas hampir pukul setengah dua belas malam ini memejam. Bukan untuk tidur, tapi berdoa sepenuh hati, menanti pengumuman juaranya.

"Universitas Udayana......"

"UNUD? How can? Sepertinya ini persaingan sulit." Sahut salah satu partner dalam timku.

Pengumuman itu sangat diluar ekpektasi. Sebagai peserta ajang ini, aku memperhatikan siapa-siapa yang kira-kira berpotensi menjadi juaranya. Aku mengira, 3 terbaik dari 20 tim di ruanganku adalah UNAIR, UGM, UB, atau IPB.

"Selanjutnya, peringkat kedua, setara perak, diraih oleh......"

Doa-doa semakin kencang terucap dalam hati yang semakin terguncang.

"Universitas..........
Brawijaya"

Seketika itu semua pasukan kontingen UB berdiri dan meneriakan jargon "Siapa kita? BRAWIJAYA! Siapa kita? BRAWIJAYA! Siapa kita? BRAWIJAYA! Brawijaya, satu kata, satu jiwa, Brawijaya JUARA!"

Senang? Pasti !
Tapi, tim siapa? Di ruang PKMP 6 ada 2 tim dari UB. Tim dari REVERT atau EBES juaranya? Kami tak sempat mendengar nama pemenangnya karena teriakan kontingen yang begitu bersemangat.

Galau? Sangat!
"Aku yakin itu tadi tim kita" kata ketua timku, meyakinkanku yang begitu khawatir.

"Gen, itu tadi tim siapa ya, Gen?" Tanyaku pada Genitri, teman satu kontingenku. Dia juga tengah merasakan hal yg sama. Ketika juara dari ruang PKMP 5 disebut, UB meraih perak, tapi kami tak tahu tim siapa karena ada 2 tim Brawijaya di ruang itu.

"Ah yasudahlah, ikhlas aja yah apapun yg terjadi"
"Semoga REVERT ya, Ir" Lila memberikan kekuatan padaku. Tim Lila pun telah meraih medali perak untuk kategori presentasi di ruangan PKMP 3.

Pembacaan pemenang masih terus berjalan.
Semakin memanas karena skor UB, ITS, dan UGM terus susul menyusul.
Jargon UB sudah berkali-kali diteriakkan. Lompatan, ucapan syukur, sholawat, basmalah, apa saja kami lakukan.
Mules, deg-degan, takut, senang bercampur jadi satu.
Tahun ini UB benar-benar menargetkan untuk merebut gelar juara umum dalam PIMNAS 28 di Universitas Halu Oleo, Kendari.

Sambil terus mendoakan yang lain, doa untuk tim sendiri juga terus terangkai.
"Kalau ternyata itu bukan REVERT, mungkin rasanya akan seperti ketika besok adalah hari akad nikah, tapi batal"

Ikhlas tapi masih berharap. Bisa disebut ikhlas? Entah. Tapi yang pasti aku yakin kalau berharap itu boleh, dengan berharap artinya kita yakin Allah bisa melakukan apapun

●●●●

"Seminggu untuk selamanya" salah satu potongan lirik Mars PIMNAS yang ditulis oleh Rektor UHO ini benar-benar mengena.

Kenangan 1 minggu yang mungkin tak kan terlupa.
Kini, aku rindu sekali dengan ibu. Ingin kuucap terima kasihku karena ibuku selalu mendoakanku.

Aku juga merindukan ayah.
"Semoga kamu sukses" adalah doa ayah saat beliau sakit di penghujung usianya. Aaamiin. Semoga ini adalah permulaan dari terkabulnya doamu, yah. Aku yakin doa orang sakit itu mustajabah.

Kini tinggal ibu yang selalu mendoakan, tapi aku lebih yakin lagi bahwa doa seorang ibu sangatlah mudah dikabulkan.
Ibu, ku inginkan pulang.
Maaf jika aku terlalu sibuk dengan urusanku.
Bukan berarti aku tak rindu. Aku hanya ingin menuntaskan amanah  yang telah diletakkan dipundakku.
Kuharap engkau sehat dan bahagia selalu, ibu :')

-Seseorang yang sedang merindu-