Kamis, 15 Januari 2015

Kuncup yang terjaga

Biarkan fragmen-fragmen rasa ini berkumpul dalam kuncup bunga yang terjaga oleh kelopaknya.
Kumpulan kuncup-kuncup ini harus tetap terjaga.
Mungkin aku hanya perlu membiarkan mereka tumbuh dengan wajar.
Penuh sabar memberinya siraman air kesejukan.
Menunggu waktu terbaik.
Aku yakin mereka akan bersemi dan mekar pada waktunya.
Aku hanya perlu menjaganya, agar tak secuil pun fragmen ini terbang terbawa angin dan jatuh di tempat yang tidak seharusnya.

Jumat, 09 Januari 2015

Kenapa kau buka?

Assalamu'alaikum wr wb.

Sedikit aku ingin berkata jujur.
Untuk orang-orang yang pernah membaca blog ini,
Jika kau baca lagi isi blogku, maka beberapa konten telah tak ada, beberapa telah terganti bahkan terhapus.
Dan bagi yang belum pernah membaca, aku yakin ini adalah sebuah kenikmatan dari Tuhanku, Allah SWT.

Semua perubahan ini bermula ketika saya curhat kepada salah satu teman baik saya. Layaknya orang menceritakan masa lalu, aib pun sedikit demi sedikit terbuka.

Beberapa kalimat yang sangat mengena dan mengingatkanku kembali bahwa Allah telah memberikan sebuah nikmat yang luar biasa.

Jangan ceritakan aibmu kepada orang, karena Allah telah memberimu kenikmatan dengan menutup aib tersebut.

Teori itu memang sebelumnya telah ku ketahui, hanya saja, ketika tingkat keimanan seseoang mulai menurun, segala macam ilmu agama pun mulai melemah.

Aku sedih, seketika, seolah tertampar, hati ini pecah. Aku merasa, betapa kufur nikmatnya diriku sebagai seorang hamba.

Tuhanku telah menutupi kekuranganku, tapi mengapa aku sendiri yang justru membukanya?
Lisanku.. sungguh, aku sangat  tak ingin menjadikanmu sebagai perantaraku untuk tergelincir ke dalam neraka Allah :"

Aku benar-benar ingin, mungkin sebenarnya keinginan ini tak perlu diketahui orang lain, tapi apa salahnya jika seseorang yang tidak/dengan sengaja membaca tulisan ini dapat membantu mengingatkanku dalam mencapai setiap perubahan menuju kebaikan.

Sebagai seorang perempuan, aku rasa wajar jika aku ingin berlaku lebih santun dan anggun. Terlebih lagi nantinya aku harus berhadapan dengan pasien-pasienku yang memang harus ditangani dengan lembut.

Buku, artikel, dan berbagai kisah teladan Rasulullah saw ku baca. Kelembutan hati, kesantunan sikap, caranya menjaga lisan, dan semua kebaikan akhlaknya benar-benar tak mudah diterapkan manusia biasa.

Petunjuk Allah, lagi-lagi begitu jelas datang padaku.
Salah satu grup yang memuatku di LINE pun membahas tentang membuka aib ini.
Tak berselang lama, ustadz yang senantiasa membagi ilmunya kepada mahasiswa UB juga membahas mengenai hal ini.
3 kali berturut-turut, begitu jelasnya nikmat hidayah ini.

Allah telah memberi nikmat yang luar biasa dengan menutup aibmu, lantas kenapa kau buka?

Aku berharap, siapapun yang telah membaca ini, dengan ringan hati menegurku ketika aku salah ataupun melenceng lagi.

Semoga Allah selalu memberi kita hidayah dan taufiq agar kita dapat menjalankan setia yang memang sesuai dengan jalan Allah.
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin :')

Sekian
Wassalamu'alaikum wr wb.

Rabu, 07 Januari 2015

Motivasi diri : Part 1

Kamu tidak harus punya IPK di atas 3,5 untuk jadi dokter yang baik. Yang kamu butuhkan adalah semangat untuk belajar sepanjang masa, keinginan kuat untuk menolong sesama, dan aksi ikhlas untuk mewujudkan itu semua :)
#semangatbelajarkolega #luruskanniat